PANGKAJENE - Sebanyak 10 puskesmas di Kabupaten Pangkep sudah terakreditasi. Puskesmas tersebut tersebar di wilayah kelautan, pegunungan, dan daratan Pangkep.

Wilayah kepulauan yakni Puskesmas Balang Lompo dan Sabutung. Wilayah pegunungan yakni Puskesmas Balocci, Malaka, dan Tondong Tallasa.

Wilayah daratan yakni Puskesmas Pangkajene, Minasatene, Taraweang, Labakkang, dan Marang. Sedangkan tiga puskesmas lagi belum terakreditasi karena sementara dalam proses yakni Puskesmas Bonto Perak, Bowong Cindea, dan Bungoro.

Kepala Dinas Kesehatan Pangkep, dr Indriaty Latif mengatakan akreditasi puskesmas sangat penting karena puskesmas wajib meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

"Kalau soal ini tentu kita harus kembali pada aturan berdasarkan standar akreditasi dengan kelengkapan data seperti administrasi, pelayanan dan persyaratan," ujarnya di Pangkajene, Rabu (4/7/2018).

Dia menambahkan puskesmas di Pangkep harus memenuhi syarat akreditasi untuk berbagai jenis pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pangkep.

"Khususnya pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD), perawatan, poliklinik dan pelayanan lainnya yang tentu jika puskesmas tidak terakreditasi maka kerja sama akan diputuskan dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)," jelasnya.

Sumber Berita

 

Pangkep -- Saat membuka 'Bursa Inovasi Desa' tingkat Kabupaten Pangkep di Kantor Bupati, Rabu (3/10). Bupati Pangkep Syamsuddin A Hamid meminta kepada seluruh kepala desa untuk membuat karya inovatif dari masing-masing desa. Dalam bursa ini, para Kades diharapkan berlomba mengajukan inovasi kepada pemerintah untuk mempercepat pembangunan di wilayah desanya.

Menurut Bupati Pangkep, Syamsuddin A Hamid. Pemerintah sudah memenuhi segalanya , termasuk anggaran yang telah banyak dikucurkan hingga ke seluruh desa.

Dibandingkan sebelumnya, kata Syamsuddin.  Selama 16 tahun ini, sangat jauh berbeda. Anggaran  desa ketika itu sangat minim, itupun hanya 
diperuntukkan bagi operasional dan kegiatan pemerintahan. Sedangkan untuk kegiatan pembangunan dan 
kemasyarakatan sangat mengandalkan dari pemerintah setempat.

"Tetapi sekarang semua sudah dipenuhi. Seorang Kepala Desa saat ini mengelola anggaran miliaran rupiah setiap tahunnya , selain 
digunakan untuk operasional pemerintahan,  juga ada disiapkan kepada pembangunan kemasyarakatan," kata Syamsuddin.

Mantan Ketua DPRD Pangkep ini juga menambahkan bahwa terutama fasilitas umum. Jika pihak Desa tidak mampu  lagi, maka pemkab dapat menganggarkan apa yang dibutuhkan masyarakat

"Itulah sebabnya seorang kepala desa sekarang jangan egois. Semua warga dalam pelayanan tidak 
boleh dibeda-bedakan, karena semua itu sama kedudukannya dalam negara ini, " pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD), Haris Has , melaporkan jika bursa 
inovasi desa bertujuan untuk menjembatani kebutuhan pemerintah desa akan solusi penyelesaian masalah.

Dari bursa ini diharapkan Kades memiliki inisiatif dalam rangka penggunaan dana desa. Bursa inovasi ini diikuti  para kepala desa, pihak perbankan, kepala SKPD hingga tokoh masyarakat. ( Udi/Mcp)

 

Pangkep -- Persaingan memperebutkan posisi peringkat 2 dalam perolehan medali diajang Porda XVI Pinrang berlangsung ketat dan menarik dalam dua hari terakhir antara kontingen Kabupaten Pangkep dengan Selayar. Silih berganti berebut posisi ditempat kedua setelah Kontingen Makassar yang tidak mungkin terkejar lagi sebagai pemuncak setelah meraup 246 medali dengan rincian 103 medali emas, 76 perak dan dan 67 perunggu .

Bahkan hingga dipenghujung hari terakhir jelang penutupan Porda, jumlah medali emas dan perak antara Pangkep dan Selayar tetap sama karena masing-masing meraih 28 medali emas dan 23 perak. Beruntung Pangkep meraih medali perunggu yang lebih banyak yakni 32 medali. Sedangkan Selayar hanya mengumpulkan 26 perunggu

Total medali yang dikumpulkan antara kedua daerah ini,  akhirnya menjadi penentu untuk menentukan siapa yang berhak meraih peringkat kedua di Porda XVI tersebut. Selayar kemudian pasrah dengan kondisi tersebut karena jumlah medali yang diraih sebanyak 77 keping. Sementara Pangkep yang menyalip Selayar jelang penutupan dengan raihan 83 medali.

Sebelum muncul Selayar. Kontingen Kabupaten Bone menjadi pesaing Pangkep dalam memperebutkan peringkat kedua Porda XVI. Pada hari ketiga hingga hari keempat perhelatan pekan olah raga tingkat Sulsel ini.  Pangkep dengan Bone sempat saling kejar dalam pengumpulan jumlah medali. Pangkep beberapa kali saling salip merebut posisi kedua dengan Kabupaten Bone. Namun kemudian Bone harus puas diposisi ke empat.

Untuk cabor Pangkep yang meraih medali diajang Porda XVI yakni judo berhasil memborong 12 emas, 2 perak dan 9 perunggu. Panjat Tebing 8 emas,  3 perak 4 perunggu. Dayung 2 emas, 2 perak. Tinju 1 emas,  3 perak,  2 Perunggu. Bridge 1 emas 2 perak 4 perunggu.  Menembak 1 emas,  1 perak dan 1 perunggu.  Catur 1 emas,  1 perak,  1 perunggu. Tae-kwondo 1 emas,  2 perak,  1 perunggu.  Kempo 1 emas dan 2 perunggu.  Karate 2 perak,  2 perunggu. Balap motor rebut 2 perak. Takraw 1 perak dan 2 perunggu.  Silat 1 perak 1 perunggu. Senam 1 perunggu dan Bilyard 1 medali perunggu.

Plt Ketua KONI Pangkep, Muhammad Yusuf Syam yang dihubungi Minggu sore (30/9) mengapresiasi capaian prestasi dari Kontingen Porda XVI Kabupaten Pangkep. Peringkat dua merupakan capaian luar biasa.

" Kami mengapresiasi kerja keras para atlet, pelatih dan official atas prestasi yang diraih dari perhelatan Porda sehingga target kita terlampaui dari tiga besar setelah Pangkep berhasil meraih peringkat kedua dalam pengumpulan jumlah medali. Terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Ketua Kontingen bapak Firmansyah Subhan bersama pak Mustar karena support nya kepada seluruh atlet sehingga torehan prestasi cabor diajang Porda berhasil kita capai, " kata Yusuf ( Udi/Mcp)

 

Pangkep -- Sekitar 46 warga Pangkep yang menjadi korban gempa dari Palu- Donggala dan sekitarnya, memilih mengungsi ke kampung halamannya diberbagai wilayah Kecamatan di Kabupaten Pangkep. Kepulangan warga tersebut menempuh jalur darat dengan menggunakan bus . Rata-rata dari pengungsi tersebut merupakan kalangan wanita dan anak kecil.

Rombongan korban gempa warga asal Pangkep ini, tiba di Pangkep , Selasa (2/10) pagi, dengan menggunakan bis. Mereka berasal dari beberapa desa di kecamatan Marang, Labakkang.

Salah seorang warga, Rustam asal Desa Padang Lampe Kecamatan Ma'rang , mengatakan ia dan keluarganya memutuskan untuk keluar dari rumahnya di Donggala karena selain menyelamatkan diri juga menghilangkan trauma.

"Saya masih pusing dan trauma jika mengingat peristiwa itu, " ujar Rustam .

Begitu pula diungkapkan Rosmiani, warga Pangkep yang tinggal di desa Lalombi Donggala, selain rumahnya yang rubuh juga empang atau tambaknya juga hancur tersapu air tsunami.

" Semua tambak hancur dan ikan mati. Tidak ada lagi yang bisa diharapkan dari tambak ini," Ucap Rosmiani sambil menggendong anaknya yang berusia 1,5 tahun.

Plt.Sekab Pangkep .Hj. Djumliati, mewakili Pemkab Pangkep menyambut khusus kedatangan para pengungsi itu. Sekab wanita pertama di Pangkep ini merasa iba dan prihatin dengan kondisi para pengungsi.

" Alhamdulillah beruntung warga kita ini bisa selamat dan kondisinya masih sehat . Makanya para korban gempa ini, kita  data untuk diberikan bantuan biaya transportasi kepada mereka," pungkas Djumliati.

Kepala DPKAD Pangkep juga menyatakan bahwa Pemkab akan memberikan pelayanan kesehatan kepada pengungsi jika membutuhkan penanganan medis.
Apabila ada warga dari pengungsi yang membutuhkan segera melapor ke puskesmas terdekat.

Sementara itu Bupati Pangkep, H.Syamsuddin Hamid, mengatakan akan memberikan bantuan pengganti biaya transportasinya .

"Pokoknya Pemkab akan memberikan perhatian dan siap membantu biaya transportasi. Mereka ini warga kita yang merantau kemudian menjadi korban gempa sehingga layak untuk diberikan bantuan, " tandas Syamsuddin (Udi/Mcp)

 

KONTAK KAMI

We use cookies to improve our website. By continuing to use this website, you are giving consent to cookies being used. More details…